Senin, Desember 24, 2007

Kontak Person dan Kontak Jodoh

Jam dindingku sudah menunjukkan pukul 12.13 siang. Mataku baru terbuka dari tidur pukul 03.00 tadi subuh. Hal yang terjadi secara tak sadar. Karena komputer dikamarku masih on dengan melantunkan musik yang sejak semalam ku putar. Lagu ungu yang berjudul tercipta untukku menyapaku siang ini.
Termenung…. Itulah hal yang pertama ku lakukan. Selain menyadri betapa pemalasnya diriku yang bangun begitu siang, lagu ungu yang melantung mengingatkanku pada seseorang. Wajahnya yang selalu membuat hatiku gundah. Gundah ketika dalam sehari tidak mendengar suaranya ataukah ketika SMS ku tidak dibalas. Wajah itu membuatku termenung siang ini.
Refleks.. tepatnya kukatakan begitu. Karena ketika terbayang wajahnya tanganku langsung mencari-cari handphone ku dengan harapan ada SMS masuk dari dirinya untuk diriku. Ataukah sekedar miscall yang membenarkanku menelponnya untuk mengatakan “Ada apa, maaf tadi lagi tidur ?”. ternyata tidak ada.
***
Nama…Dirman Sudibyo. Umur… 26 tahun. Tinggi…170 Cm. Berat… 70 Kg. Rambut belah cepak dan kulit sawo matang. Hobi… Makan. ( foto seteleh ini kukirimkan lewat MMS )
Mendambakan :
Seorang wanita, tinggi semampai ( asal jangan lebih tinggi dariku ) kulit putih. Hidung mancung. Usia max 25 tahun.
Pilih…. Kirim pesan…..
Tak berapa lama hendphone ku berbunyi.. bip..bip.. ada satu sms masuk. Setelah kubuka ternyata laporan pengiriman. Hatiku lega bercampur was-was. Sms tadi kutujukan ke biro jodoh yang kudapatkan pada salah satu majalah terkenal dinegeri ini.
Sebenarnya, aku merasa benci dengan apa yang kulakukan. Aku merasa menjadi orang yang (lebih tepatnya) tidak laku alias sekarang aku menjadi bujang lapuk. Tapi apalah lagi yang bias kulakukan. Harapanku Cuma satu, orang yang menghubungiku nantinya adalah gadis itu.. gadis yang selama ini selalu menghantuiku ketika mendengarkan lagu tercipta untukku. Gadis yang ku tak tahu sekarang berada dimana. Dan aku merasa diapun merasakan hal yang sama denganku sekarang.
Semua berawal dari perkenalanku dengan seseorang yang bernama ayuni. Perkenalan yang berawal saat aku menjadi kontak person acara seminar dan mencantumkan nomor teleponku. Ayuni adalah mahasiswa yang butuh informasi akan seminar. Dia mrnghubungiku. Perkenalan yang berujung persahabatan antara kami.
Waktu terasa begitu indah antara kami berdua. Tapi, semuanya berlalu begitu cepat. Tanpa ku ketahui dan memang aku tidak mau tahu ternyata ayuni sudah memiliki tunangan. Mereka telah menjalin hubungan selama 4 tahun. Aku merasa ini bukanlah suatu masalah, karena hubungan kami adalah persahabatan. Bukan suatu hubungan gelap ataukah backstreet, menikam tunangannya dari belakang. Dan itu bukanlah menjadi sifatku. Apalagi pada saat itu akupun sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih. Jadi sangat mustahil bagi kami akan menjalin hibungan sebagai pacar atau sejenisnya. Bagiku persaudaraan diatas segalanya. Dan aku tidak mau dengan kehadiranku malah menjadikan masalah bagi orang lain.
Tetapi berbeda dengan ayuni. Dia merasa sangat bersalah dengan apa yang telah kami lakukan. Hal itu kuketahui dari seorang sahabat dekatku. Ayuni merasa bersalah dengan kekasihku. Dia menganggap kehadirannya akan merusak hubungan yang telah aku dan kekasihku jalani. Tetapi sebenarnya tidak dan aku memang tidak mengharapkan itu.
Ini akibat gossip murahan yang tersebar di sekitar kampus kami. Kebetulan aku dan ayuni satu fakultas tetapi beda jurusan. Sedangkan kekasihku kuliah di fakultas lain sementara tunangan ayuni kuliah di universitas lain tetapi masih satu kota dengan kami. Gossip itu mengatakan bahwa aku sekarang lagi melakukan pendekatan dengan ayuni. Pendekatan untuk menjadikan ayuni sebagai kekasihku. Dan gosip itu ditunjang dengan fakta kedekatanku salama ini dengan ayuni. Dan inilah penyebab rasa bersalah ayuni terhadap kekasihku.
Setelah kejadian tersebut hubungan kami mulai renggang. Berkali-kali kutahan niatku untuk menekan nomer telepon ayuni dan berbicara dengannya. Kadang berhasil kadang pula tidak. Suaranya tak seramah dulu lagi menerima teleponku dan selalu mengatakan “ ada apa man ?” dan selalu membuatku tak tahu harus menjawab apa. Semua canda dan berbagi cerita yang selama ini pernah kami jalani, hilang tak berbekas
Puncaknya dua minggu setelah itu. Karena bingung tidak ada kerjaan di hari liburan dan terasa membosankan berada dikamar, aku mengirimkan sms kepada ayuni. Berbasa basi menanyakan kabar dan apa yang sedang dia lakukan serta menceritakan bahwa sekarang aku lagi bosan dikamar. Tanpa disangka dan diduga dia membelas smsku. Dan setelah ku buka smsnya ternyata berisi singkat dan dalam. Dia cuma mengatakan lewat smsnya “ Kl bosan sms aja pacarnya “. Aku tiba-tiba terdiam menatap sms yang baru saja kuterima. Terdiam karena dalam lamunku bertanya Diamna ayuni sahabatku. Sahabat yang selama ini tempatku berbagi cerita. Menelpon hingga panas telinga. Bersms untuk berbagi keluh kesah. Inikah tanda aku akan kehilangan dia? Mungkin iya.
Setelah kejadian itu hubungan kami teputus total. Tidak ada telepon atau sms lagi. Tidak pernah lagi kami berbagi cerita. Bahkan saat aku putus dengan pacarku pun tidak satupun kabar kukirimkan padanya. Dan begitupun dia. Hanya sesekali kumendengar kabarnya. Termasuk kabar bahwa dia telah putus dengan tunangannya. Dan kabar terakhir yang kudengar adalah dia mau berangkat PKL ke daerah Kalimantan. Sementara aku pada saat itu sibuk mengerjakan skripsiku.
***
Gonta ganti pacar. Pergi kediskotik dan hura-hura. Itulah kerjaanku semenjak lulus dari kuliah. Hal ini dikarenakan setelah lulus aku langsung diterima bekerja di salah satu perusahaan asing dengan gaji diatas rata-rata. Tanpa tanggungan, kontan hidupku tanpa beban.
Tetapi beberapa hari ini hatiku jadi gelisah. Terbesit pertanyaan yang selalu menghantui pikiranku. “ Akankah aku seperti ini sepanjang hidup?”. Aku merasa iri melihat teman-teman kantorku yang menggendong anak-anak mereka ketika berbelanja di mall ataukan pada acara-acara yang melibatkan keluarga. Sedangkan aku, selalu datang sendiri. Sekarang, Pacaran bagiku merupakan hal yang menarik lagi. Selain usia yang semakin tua, nafsu setan durjana selalu menghantuiku ketika menjalin hubungan dengan lawan jenis. Sehingga tidak ada cinta yang kan terbentuk. Melainkan eksploitasi manusia.
Beberapa hari bayangan itu selalu manghantuiku. Wajah ayuni yang anggun. Dan betapa bodohnya aku karena baru sekarang menyadari. Setelah membuka semua kenangan manis. Kenangan yang selalu terukir didalam hatiku. Ternyata aku mencintainya. Cinta dalam artian sebenarnya. Cinta yang mempu membuat orang melakukan apapun untuknya.
Berbagai upaya kulakukan. Mencari di internet. Bertanya dengan kawan-kawan dekatku maupun kawan dekatnya. Tetapi hasilnya tetap nihil. Tidak ada jejak yang jelas. Ada yang mengatakan dia sekarang ada di Kalimantan. Ada yang menyatakan dia sekarang sudah pulang kekampungnya. Tetapi ada berita yang sedikit melapangkan dadaku. Menurut ibu kos tempatnya tinggal saat kuliah dulu ayuni belum menikah. Alasannya karena beliau belum mendapatkan surat undangan pernikahan ayuni yang dulu pernah dijanjikan ayuni. “ Ayuni belum menikah kok nak, ibu belum mendapatkan undangan pernikahannya. Dulu dia janji sama ibu kalau menikah pasti akan mengundang ibu dimanapun dia menikah” kata ibu itu menenangkanku.
Alasan kesendirianku sekarang tidak lain adalah aku masih merindukan ayuni. Rindu senyumnya yang akan menyapaku setiap kali aku kan membuka mata dipagi hari. Rindu akan senyumnya menemaniku dimeja makan saat sarapan, makan siang, dan makan malam. Semua itu akan mejadi hal yang indah dalam hidupku.
Tetapi, dimanakah engkau sekarang ayuni. Hal konyol ini kulakukan hanya untuk menemukan dirimu. Semoga setelah membaca kontak jodoh ini kau akan mengingatku dan sengaja kucantumkan nomor telepon agar kau menghubungiku. Aku percaya bahwa dulu kita ditemukan karena kontak person dan sekarang kita akan dipertemukan lewat kontak jodoh. Toh kedua-duanya sama-sama kontak. Hanya itulah harapku..
Bung, 22 Desember 2007





Tidak ada komentar: