Kamis, Desember 20, 2007

ODOK-ODOK.......

Duduk termangu di atas kasur.
Membaca bolak balik buku yang kupinjam dari temanku
Sesekali masuk ke toilet untuk membunang air kecil.
Tertidur pada saat jam didingku menunjukkan pukul tiga siang
Itulah aktivitas ku hari ini.
Aktivitas yang tidak menampakkan rutinitas manusia yang sibuk dengan beragam pekerjaan yang membebani kepala.
Tapi itulah aku. Seorang mahasiswa yang sekarang lagi libur atau lebih tepatnya meliburkan diri.
Azan magrib berkumandang. Memanggil semua insan yang pada KTP nya terdapat kata Islam. Dan mungkin aku merupakan salah satu orang yang di panggil…
Air wudhu kubasuhkan di muka, tangan, ubun-ubun, telinga dan ku tutup dengan membasuh kaki. selanjutnya ku lebarkan sajadah dan ku ambil sarung. aku hanya berharap Tuhan rela menemuiku.
Ditengah solatku, terbayang banyak hal yang sebelum solat tak pernah terpikirkan. Semua bagaikan siluet yang muncul silih berganti. Mengutak atik memori untuk keluar dalam bentuk apapun. Komat-kamit mulutku beristigfar untuk kembali memfokuskan pikiran, alhamdulilah berhasil. Semua bayangan itu hilang, tetapi celaka kemudian, karena aku sudah lupa berapa rakaat yang telah ku jalani. Terpaksa ku gagalkan solatku dan memulai rakaat baru.
Hal seperti ini sering terjadi dalam hidupku, apalagi yang berhubungan dengan kaum hawa. Entah kenapa, mereka yang nota benenya terbuat dari tulang rusuk kami ( kaum adam ) mampu memberikan suatu sensasi lain. Sensasi yang tidak hanya menghinggapi orang-orang pilihan, melainkan semua kaum adam. Ada ungkapan yang mengatakan, hati mereka begitu keras ketika dilihat dari luar, tapi cobalah menyelam kedalamnya, niscaya kau adan dapatkan benda atau apaun namanya yang paling lunak di dunia. Mungkin ini hanya bagian dari pengalaman.
Beberapa hari ini pikiranku terfokus pada suatu ungkapan yang sering keluar dari mulut kaula muda. Odok-odok !!!.. ya odok-odok. Terdiri dari dua suku kata. Sederhana ketika diucapkan. Tetapi bias memberikan bekas yang sangat dalam. Efek yang ditimbulkannyapun bias membuat orang tersenyum cuek,atau bahkan marah. Banyak pihak yang akan dilibatkan oleh dua suku kata tersebut. Dan lebih cilaka lagi, bias membuat orang berpisah…
Kata odok-odok sering direkatkan pada dua sejoli yang berusaha memadu kasih. Bias sepihak, bias kedu belah pihak, dan kebanyakan sepihak yang berujung kedua belah pihak. Kaum adam biasanya bertindak sebagai subjek dan kaum hawa sebagai objek. Dalam istilah kerennya biasa juga orang menyebutnya dengan istilah PeDeKaTe.. Sebenarnya ini hal yang lumrah terjadi. Tetapi, bisa menjadi tidak lumrah ketika kedua suku kata tersebut di noktahkan kepada orang yang sebenarnya tidak dalam proses tersebut ( odok-odok.red ). Dan hal ini sering terjadi..
Pertanyaan mendasar, apakah ketika dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin berusaha menjalin silaturahmi bisa langsung disebut melakukan proses odok-odok? Menurut saya tidak, tetapi masih mungkin. Alasannya, ketika seseorang berusaha manjalin silaturahmi akan ada beberpa kemungkinan yang akan muncul. Pertama, memang betul odok-odok. Kedua, persahabatan/persaudaraan. Dua hal ini memang sangat tipis perbedaannya. Tetapi, tetap tidak bisa disamakan.
Hal ini penting, karena bagi sebagian orang persahabatan/persaudaraan ternya lebih penting dari sebuah odok-odok yang kemuadian ingin diakhiri dengan pacaran.
Pemahaman akan hal ini penting. Karena istilah odok-odok tersebut bisa menggugurkan niatan (tepatnya proses) seseorang yang ingin menjalin persahabatan/persaudaraan. Ini diakibatkan setiap orang akan berusaha menjaga jarak ketika label odok-odok tersebut diberikan kepada mereka. Alas an yang menguatkan argument ini adalah odok-odok memiliki kontra indikasi untuk orang yang sudah punya pasangan ( pacar/tunangan) dan berusaha setia dengan pasangannya, sementara persahabatan tidak menjadikan hal tersebut sebagai kontra indikasi.
***
Solatkupun selasai. Sesekali setan dengan kekuatannya berusaha untuk mengacaukan konsentrasiku. Tetapi alhamdulillah semua bisa ku lewati. Istigfar memang memiliki kekuatan tersendiri.
Diakhir solatku, kuangkat kedua tanganku. Seraya berdoa. Ya Allah maafkanlah dosaku, dosa kedua orang tuaku, dosa saudara-saudaraku, dosa sahabat-sahabatku, serta dosa kum muslimin dan muslimat. Ya Allah, lapangkanlah dadaku, tunjukkalh aku jalan yang benar, jalan yang lurus, jalan yang akan mengantarkan ku ke surgamu. Ya Allah jauhkanlah hambamu ini dari fitnah, terutama fitnah odok-odok. Amin….
***
Odok-odok dalam bahasa anak muda makassar berarti Pendekatan yang dilakukan untuk mengambil hati lawan jenis untuk dijadikan pacar.
Bung, 20 Desember 2007